Senin, 19 Mei 2014
Berita Tanah Air Di Luar Sana
Kepada
Indonesian Mulim Society in America
Attn: Mas Arief Iswanto
Assalamu’alaikum wr. wb.
Alhamdulillah, terima kasih atas email dari mas Arief Iswanto – President of Indonesian Muslim Society in America.
Saya bangga dan terkesima ketika Riri
Arthakusuma menceritakan kepada saya tentang bagaimana semangatnya
saudara – saudara kita di Amerika membangun ukhuwah dan perjuangan
melalui IMSA.
Mas Arief, di Indonesia kita memiliki
wadah perjuangan yang serupa IMSA yaitu Indonesian Islamic Business
Forum (IIBF) yang hari ini beranggotakan lebih dari 40.000 pengusaha di
negeri kita. IIBF ada dengan misi besar menumbuhkan semangat para
pengusaha di Indonesia untuk membangun ekonomi, mengambil bagian dalam
memperjuangkan masa depan bangsa Indonesia, dengan tetap membangun jati
dirinya sebagai muslim sejati.
Hari ini, bersama dengan seluruh
komponen yang ada di negeri kita, IIBF menjadi salah satu lokomotif
dalam gerakan “Beli Indonesia”, sebuah gerakan yang insya Allah sedang
dalam perjalanan menjadi mainstream baru gerakan – gerakan yang ada di
Indonesia.
Mas Arief, gerakan Beli Indonesia lahir
karena keprihatinan bangsa kita atas dominasi asing yang luar biasa di
negeri kita. Bukan hanya sumber daya alam yang hampir seluruhnya
dikuasai asing, bukan hanya bahan – bahan mentah yang setiap hari keluar
dari negeri kita tanpa kendali, tetapi juga pasar dalam negeri
Indonesia yang begitu besar hari ini tidak memberikan makna bagi anak –
anak bangsa kita sendiri. Produk – produk anak bangsa berguguran setiap
hari, satu persatu industri strategis tidak mampu lagi beroperasi. IPTN
yang telah lama mas Arief dengar hari ini tidak sehebat dulu, setelah
IMF meminta bangsa kita untuk menghentikan proyek IPTN pada tahun 1997,
di negeri kita lebih banyak terdengar pembelian pesawat ke luar negeri,
bahkan membeli ke China berpuluh – puluh pesawat yang jauh lebih buruk
dari yang kita bisa buat.
Mas Arief, perekonomian kita tumbuh 6.5
persen tahun lalu, tapi pertumbuhan itu terjadinya lebih banyak di
sektor pertambangan yang semakin hari semakin besar eksploitasinya di
negeri kita, sementara pada saat yang sama petani – petani kentang di
Dieng tidak bisa menjual kentangnya karena kentang dari luar negeri
membanjiri pasar, juga petani bawang di brebes membuang semua hasil
pertaniannya ke jalan – jalan karena frustasi tidak bisa menjual
bawangnya, bahkan petani garam hari ini harus menumpuk garam – garamnya
karena garam impor membanjiri pasar dengan tanpa kendali.
Sebagai catatan mas Arief, hari ini
industri tekstil 80% dikuasai produk asing, farmasi 80% dikuasai asing,
industri teknologi 92% asing.
Beli
Indonesia, sama sekali bukan gerakan anti asing. Ini adalah gerakan
untuk menumbuhkan kesadaraan tentang pentingnya pembelaan kepada bangsa
sendiri di tengah-tengah hiruk pikuknya globalisasi.
Ketika saya mendengar tentang IMSA, saya
ingin sekali bertemu, saya ingin belajar dan merasakan bagaimana
membangun semangat ke-Indonesia-an disana, saya ingin mendengar nasehat
dari saudara – saudara sebangsa yang ada di amerika tentang apa yang
harus kita lakukan di negeri kita, bagaimana membebaskan bangsa kita
dari perbudakan.
Saya menunggu beberapa hari terakhir
konfirmasi tentang acara itu, namun barangkali Allah berkehendak lain,
saya telah mengkonfirmasi untuk agenda di dalam negeri pada saat yang
sama. Insya Allah lain kesempatan saya akan silaturahmi ke IMSA. Agenda
terdekat saya ke US adalah bulan February 2013, Saya mengikuti pameran
di New York, lanjut untuk ketemu dengan Hillary Clinton di Washington DC
pada tanggal 20an February.
Mas Arief, Sampaikan salam hormat saya
untuk saudara – saudara muslim Indonesia di Amerika Serikat. Semoga
Allah swt senantiasa membimbing kita dalam perjalanan kita untuk kembali
kepadaNya.
Untuk Riri Arthakusuma dan mbak Karlina,
terima kasih atas segala upaya yang telah dilakukan. Percayalah, tidak
ada perjuangan yang sia-sia, Allah bersama orang – orang seperti kalian.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
.
Heppy Trenggono
.
Pemimpin Gerakan Beli Indonesia
President Indonesian Islamic Business Forum
Kutipan Anak Pesisir Oetara
Wisata pesisir Jakarta Utara
Kotamadya Jakarta Utara, yang letak
wilayahnya berada di pesisir pantai memiliki nilai tambah tersendiri
dalam menggali dan mengembangkan potensi wisata yang sangat menarik,
tidak saja bagi masyarakat Jakarta, tetapi bagi masyarakat luas
Indonesia. Dengan 12 Jalur Destinasi Wisata Pesisir-nya, Jakarta Utara
memiliki wisata yang beragam, dari wisata budaya, wisata religi, wisata
belanja-kuliner, wisata rekreasi-olahraga air dan wisata alam-eko
wisata.
Ke-12 Jalur Destinasi Wisata Pesisir Jakarta Utara yaitu :
1. Taman Suaka Margasatwa Muara Angke
2. Sentra Perikanan Muara Angke
3. Kawasan Sunda Kelapa
4. Kampung Luar Batang
5. Taman Impian Jaya Ancol
6. Bahtera Jaya Ancol
7. Stasiun Tanjung Priok
8. Jakarta Islamic Centre
9. Kampung Tugu
10. Kampung Marunda
11. Pusat Belanja Mangga Dua
12. Pusat Belanja Kelapa Gading
1. Taman Suaka Margasatwa Muara Angke
2. Sentra Perikanan Muara Angke
3. Kawasan Sunda Kelapa
4. Kampung Luar Batang
5. Taman Impian Jaya Ancol
6. Bahtera Jaya Ancol
7. Stasiun Tanjung Priok
8. Jakarta Islamic Centre
9. Kampung Tugu
10. Kampung Marunda
11. Pusat Belanja Mangga Dua
12. Pusat Belanja Kelapa Gading
Taman Suaka Margasatwa Muara Angke,
berada di dalam kawasan perumahan PIK (Pantai Indah Kapuk). Merupakan
kawasan konservasi alam, dimana setiap pengunjung diwajibkan membawa
surat izin masuk atau Simaksi (Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi).
Terkenal dengan hutan alamnya dan terdapat beberapa spesies hewan,
seperti biawak, burung dan monyet. Tidak jauh dari lokasi inipun dan
masih dalam kawasan PIK, terdapat hutan mangrove yang terkenal dengan
nama Kawasan Eko Wisata Mangrove Tol Sedyatmo Jakarta. Dengan luasnya
yang 95,5 hektar, kawasan ini sangat menarik menjadi tempat pendidikan
bagi para pelajar untuk mengenal secara lengkap tanaman mangrove.
Sentra Perikanan Muara Angke atau dikenal
juga dengan kawasan Pemukiman Nelayan, sangat terkenal dengan penghasil
ikan dan wisata kuliner seafood-nya. Pusat dan pelelangan ikan, yang
sangat ramai dikunjungi masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Mencari ikan
untuk dijual lagi, persediaan restoran atau untuk acara-acara tertentu,
tempat ini paling ideal untuk dikunjungi. Tidak saja karena ikannya yang
bervariasi, tetapi harga yang relatif murah, menjadikan tempat ini
sebagai tujuan belanja dan kuliner yang terkenal di Jakarta. Berlokasi
tidak jauh dari perumahan Pluit dan Muara Karang, cukup mudah menjangkau
dan menuju lokasi Muara Angke.
Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta
Kawasan Sunda Kelapa dengan beberapa
lokasi wisata yang saling berdekatan, juga menjadi tempat menarik yang
patut dikunjungi. Dari Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Bahari dan Menara
Syahbandar, termasuk juga Gedung Galangan VOC. Kawasan ini memiliki
sejarah yang sangat tinggi, sebagai kawasan pendukung perekonomian masa
kolonial Hindia Belanda, yang sampai saat ini menjadikan kawasan
sekitarnya yang kita kenal dengan Kota Tua dan Kawasan Jakarta Kota
tetap ramai dan menjadi salah satu pusat bisnis teramai di Jakarta.
Taman Impian Jaya Ancol, siapa tak kenal
dengan kawasan wisata ini. Orang Jakarta, pastinya sudah semua
mengunjungi lokasi wisata ini, terkenal dengan pantainya, Dunia Fantasi,
Gelanggang Samudera, Sea World, Atlantis, Hysteria, dan berbagai arena
hiburan lainnya. Berbagai tempat kuliner, hotel dan sarana olahraga
tersedia lengkap di kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Demikian pula
dengan Bahtera Jaya Ancol, sebagai tempat olahraga air yang sangat
terkenal, penyewaan kapal untuk mancing atau wisata. Marina
Ancol sebagai pelabuhan untuk berwisata menuju pulau-pulau yang ada di
Kepulauan Seribu, dengan memiliki 23 dermaga.
Sentra bisnis Jl. Mangga Dua Raya
Sentra Perdagangan Mangga Dua, tentunya
lokasi ini sudah dikenal luas masyarakat Indonesia dan sampai
mancanegara mengenal sebagai pusat perdagangan yang lengkap dan sangat
ramai. Terdapat beberapa pusat / gedung perdagangan modern yang dapat
kita kunjungi, dari pusat fashion, elektronik-komputer, otomotif, bahan
bangunan, tekstil dan mall sebagai pusat rekreasi keluarga dan kuliner.
Demikian pula dengan sentra bisnis atau pusat belanja Kelapa Gading,
yang semakin marak dan berkembang, dengan bertumbuhnya pusat-pusat
bisnis modern yang lengkap. Sebagai sarana wisata belanja, rekreasi dan
kuliner, Kelapa Gading tidak kenal sepi, dan semakin menarik untuk
dikunjungi. (http://www.promolagi.com)
Kutipan Anak Pesisir Part 1
Filosofi
Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kota Padang, sebelah timur dengan Kabupaten Solok dan Provinsi Jambi, sebelah selatan dengan Provinsi Bengkulu dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia.
Kabupaten Pesisir Selatan terletak di pinggir pantai, dengan garis pantai sepanjang 218 kilometer Topografinya terdiri dari dataran, gunung dan perbukitan yang merupakan perpanjangan gugusan Bukit Barisan. Berdasarkan penggunaan lahan, 45,29 persen wilayah terdiri dari hutan, termasuk kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Cagar Alam Koto XI Tarusan, dan rawa gambut. [2]
Sejarah
Nama Pesisir Selatan berasal dari nama daerah ini pada masa penjajahan Belanda, afdeling zuid beneden landen (dataran rendah bagian selatan). Ketika itu pada tahun 1903 wilayah Bandar Sepuluh Inderapura dan Kerinci menjadi afdeeling yang dipimpin asisten residen yang berkedudukan di Inderapura sebagai pusat pemerintahan.Melalui UU no 12 Tahun 1956 daerah ini menjadi kabupaten Pesisir Selatan Kerinci. Tahun 1957 dengan lepasnya Kerinci menjadi kabupaten sendiri di bawah provinsi Jambi, namanya berubah menjadi Pesisir Selatan saja.
Objek Wisata
Pesisir Selatan memiliki panorama alam yang cukup cantik dan mempesona. Kawasan Mandeh misalnya, sekarang kawasaan wisata ini oleh pemerintah pusat masuk dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPNAS) mewakili kawasan barat Indonesia. Kawasan wisata potensial lainnya adalah Jembatan Akar, Water Pall Bayang Sani, Cerocok Beach Painan, Bukit Langkisau, Nyiur Melambai serta sejumlah objek wisata sejarah, seperti Pulau Cingkuak (Cengco), Peninggalan Kerajaan Inderapura dan Rumah Gadang Mandeh Rubiah Lunang. Bila semua potensi pariwisata Pesisir Selatan tersebut dapat diekelola secara profesional tentu akan jadi sumber PAD andalan daerah di masa mendatang. Untuk itu pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan membuka diri selebar lebarnya kepada investor yang berminat menanamkan modatnya di daerah ini. Di Pesisir Selatan banyak terdapat objek wisata baik objek wisata alam maupun wisata sejarah dan budaya. Ada beberapa objek wisata yang terkenal, antara lain:- Bendungan Amping Parak Timur (Teratak Panas)
- Pantai Mandeh, Pantai Batu Kalang dan Taluak Sikulo (Tarusan)
- Pulau Keong (Batang Kapas)
- Pulau Cubadak
- Jembatan Akar (Bayang Utara)
- Air Terjun Bayang Sani (Bayang)
- Puncak Langkisau (Painan)
- Pantai Carocok (Painan)
- Benteng Portugis di Pulau Cingkuk (Painan)
- Bekas pertambangan emas di Salido
- Pantai Pasir Putih di Kambang
- Puing-puing Istana Kerajaan Inderapura di Muaro Sakai (Inderapura)
- Istana Mande Rubiah di Lunang
- Sako di Tapan
- Air Terjun Telun Berasap di Malepang Tapan
- Air Terjun Malaca di Panadah Tapan
- Pantai Sembungo Indah di Silaut
Jelajah Anak Rawa Part 2
Rawa Jombor, Harmoni Karamba dan Kuliner Apung
| Rawa Jombor dan Hamparan Bambu Karambanya |
Datang pagi-pagi ke Rawa Jombor sendirian tanpa direncanakan setelah mengantarkan paman ke Bandara Adi Sucipto. “Mumpung Minggu pagi” menjadi motivasi untuk ‘mblandhang’ ke sana tanpa basa-basi. Ini bisa dianggap sebagai lampah-lampah ra jelas, tanpa rencana tanpa alokasi. Sekitar 45 menit dari Yogyakarta saya tempuh pada jarak 25 km, santai.
Sesampai di gapura sekaligus tempat retribusi, saya tak perlu membayar. Saya cukup mengeluarkan senyum murah tebar pesona, langsung dipersilakan masuk. Tentunya dengan sedikit tancap gas. (Maafkan saya Pemda Klaten, saya tidak ikut menyumbang PAD kabupaten anda, :P). Andaikan saya patuh, saya harus membayar retribusi sekitar 4.000 – 5.000 rupiah. Hanya saja, menurut saya ini overcosting. Kawasan Rawa Jombor tidak terlalu dirawat dan disediakan fasilitas umum. Sungguh sangat disayangkan.
Mengelilingi Rawa Jombor lantas menjadi pilihan saya. Itu cukup mudah dan ramah. Terdapat jalan di sepanjang tepian rawa, mengitari sekitar 7,5 kilometer jauhnya. Jalan itu tidak beraspal mulus, tapi cukuplah nyaman untuk menikmati suasana di pagi yang cerah. Bagi Anda yang ingin bersepeda ria mengolah raga, pilihan berkeliling sangat disarankan. Tampak beberapa orang tekun mengayuh sepedanya. Mereka sepertinya berasal dari kota dilihat dari tipikalnya. Santai menjalani pagi Rawa Jombor, melepaskan penat yang mereka bawa dari kota.
Demikian juga dengan saya. Escape from Jogja membuang lelah karena aktivitas selama sepekan yang membosankan. Saya benar-benar terhibur dengan sajian alam Rawa Jombor beserta dinamikanya.
| Panorama Rawa Jombor dengan Ladang Pertaniannya |
Paling
mendasar dan standar, menyaksikan Rawa Jombor berarti melihat rawa
seluas 198 hektar. Cukup luas bagi mata saya, dimana titik seberang tak
jelas lagi untuk dipandang. Deretan Pegunungan Seribu tampak kokoh
menjadi batas dinding menutupi cakrawala. Meski sejatinya, ia masih jauh
keberadaannya. Perpaduan pegunungan dengan rawa cukup memberikan warna
yang serasi dalam keindahan lukisan alam Rawa Jombor.
| Dua ibu renta bersemangat ke ladangnya di tepian Rawa Jombor |
| Kubangan air yang masih tersisa |
| Enceng gondok di kejauhan |
Karamba dan ‘Hamparan Bambu’
Geliat masyarakat setempat tak boleh diabaikan eksistensinya. Ini bisa sebagai pemerkaya makna kehadiran kita di sana. Rawa Jombor menjadi tempat beradanya karamba-karamba masyarakat yang begitu banyaknya. Sehingga menutupi sepanjang sisi di selatan dan timurnya. Karamba-karamba ini disekat-sekat oleh pagar-pagar bambu dibagi sesuai dengan hak kepemilikan ruangnya. Realitas ini menjadikannya, dalam bingkai panorama, ia nampak seperti kubangan air yang secara kodrat ditumbuhi oleh hamparan bambu-bambu yang begitu luasnya. Padahal, itu adalah rekayasa manusia.
Ada dinamika yang menggugah rasa. Saya menyaksikan seorang Bapak pergi bersemangat ke ruang karambanya. Dia sekedar menggunakan ‘gethek’. Sederhana tapi itulah yang paling efisien dan efektif. Ia sampai di pintu karamba. Lalu, masuklah ia ke karambanya, memberi makan kepada para penghuninya seperti nila, bawal, gurami dan sejenisnya. Dia pasti menaruh harapan besar pada piaraannya sebagai bekal ia bertahan dalam kehidupannya, sembari mengintip dia mengumpulkan modal untuk berinvestasi dunia dan akhirat. Maksudnya, mengumpulkan uang membeli aset seperti motor, membiayai pendidikan anak, dan atau pergi haji ke Mekkah. Karamba itu menjadi cerita tentang sandaran ekonomi baginya dan keluarganya.
| Seorang Bapak dan anaknya. Potret optimis realitas warga setempat |
| Hamparan karamba dan penghuni di dalamnya. Rutinitas hidup masyarakat |
| Memancing di tengah Karamba. Geliat warga kala Minggu pagi |
Puas menyesap pagi dengan mendalami aktivitas masyarakat di karamba-karambanya, saya melanjutkan perjalanan lagi. Kali ini saya menyempurnakan putaran berkeliling tepian Rawa Jombor. Rasanya tidak sempurna kalau ke Rawa Jombor tidak mengelilinginya. Tampak di salah satu titik, alat-alat berat sedang mengeruk tanah di Rawa Jombor. Maksudnya adalah untuk normalisasi kawasan Rawa Jombor sebagai daerah penyimpan air. Ini proyek pemerintah, untuk menjamin dan mengendalikan ketersediaan air untuk irigasi pertanian di daerah Klaten dan sekitarnya.
Warung Apung
Kini saya sampai di kawasan warung apung. Artinya, saya sudah hampir melengkapi putaran saya berkeliling di Rawa Jombor. Warung apung ini sangat diandalkan pemerintah daerah dan masyarakat Klaten sebagai destinasi wisata, khususnya wisata kuliner. Keberadaannya sesungguhnya sangat menarik. Meskipun hanya sekedar sebuah bangunan yang mengapung di atas air, tetapi ia tetap memberikan daya tarik tersendiri dengan suasana yang elegan untuk bersantai melepas lelah.
| Warung Apung, menghadirkan nuansa kuliner |
Di warung apung Rawa Jombor ini, Anda bisa menikmati sensasi memancing. Pengelola warung menyediakan alat untuk memancing beserta umpannya. Bila beruntung anda bisa mendapatkan ikan dalam ukuran besar, tetapi jangan terlalu optimis karena kebanyakan orang yang mencoba hanya mendapatkan ikan yang berukuran kecil. Barangkali ini sebuah strategi agar ikan yang didapat dari karamba masyarakat bisa laku. Alih-alih dengan ikan di kolam warungnya yang hanya dimaksudkan untuk pelengkap nuansa warung apung.
| Warung Apung Rawa Jombor berlatar belakang Pegunungan Seribu |
Yang perlu diketahui, di Rawa Jombor tidak melulu rawa, karamba dan warung apungnya. Ada obyek lain yang patut dikunjungi sesuai maksud dan tujuannya, yakni Sendang Bulus Jimbung, Bukit Sidogura, Gua Kendil dan Gua Payung serta Rumah Minangkabau. Paling fenomenal adalah Sendang Bulus Jimbung yang diperuntukkan bagi para ‘ngalap hunter’. Ada seekor bulus yang hidup di sendang, yang dipercaya kalangan tertentu membawa berkah. Percaya tidaknya bukan urusan saya, terserah Anda :P. Bagi Anda yang suka menikmati tradisi perayaan setempat, Anda bisa mengikuti tradisi Syawalan setiap tujuh hari setelah Lebaran. Biasanya sangat meriah dipadati oleh para pengunjung, selain tentunya masyarakat setempat. Tradisi ini didahului kirab dari Sendang Bulus Jimbung dan diakhiri rebutan ketupat di Bukit Sidogura. Menarik sepertinya untuk diikuti.
Mengakses ke Rawa Jombor bukanlah pekerjaan susah. Lewatlah dari jalan lingkar Klaten, sampai menemukan perempatan yang memiliki plang arah Rawa Jombor. Jelas terpampang. Sekitar 6 km dari Klaten. Di tengah perjalanan, anda akan menikmati khasanah panorama sawah hijau membentang luas dan alam pedesaan lainnya yang khas. Menggunakan kendaraan pribadi lebih direkomendasikan karena angkutan umum jarang menuju ke sana. Maka, sempatkanlah Anda beserta orang tercinta untuk berekreasi ke Rawa Jombor. Sajian pemandangan yang indah beserta kuliner warung apung dan religi ngalap berkah dibumbui romantika hidup bersahaja masyarakat di karambanya, menjadi kepuasan diri saat berkunjung ke Rawa Jombor. Dan, pagi hari ialah lebih baik.
Jelajah Anak rawa Part 1.
Let's go broooooOOOO
Hai traveler.. Pernah denger mengenai legenda rawa pening? Ternyata rawa pening beneran ada lho. Menurut legenda, Rawa Pening terbentuk dari luapan air yang berasal dari cabutan lidi yang dilakukan oleh Baru Klinting. Rawa Pening terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang berada di wilayah Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru.

Di rawa ini traveler dapat menikmati keindahan panorama alam berupa
hehijauan tanaman dan pegunungan yang menjulang tinggi. Pengunjung dapat
menyewa perahu tradisional untuk menelusuri sekitar rawa. Bagi pecinta
fotografi, tempat ini bisa dijadikan sebagai destinasi untuk berburu
obyek-obyek menarik yang layak diabadikan seperti momen sunrise,
pemandangan burung-burung beterbangan, dan tentunya keindahan panorama
alamnya. Yang suka mancing juga bisa lho mancing disini.

Selain sebagai tempat wisata, rawa pening berfungsi sebagai tempat
budidaya ikan, pengairan, dan penghasil enceng gondok yang digunakan
sebagai bahan kerajinan seperti tas.
Loket wisata disini dibuka mulai pukul 08.30 pagi hingga pukul 21.00 malam. Saat malam hari pun traveler dapat menikmati ikan bakar di kedai-kedai yang ada di sekitar rawa pening.
Hai traveler.. Pernah denger mengenai legenda rawa pening? Ternyata rawa pening beneran ada lho. Menurut legenda, Rawa Pening terbentuk dari luapan air yang berasal dari cabutan lidi yang dilakukan oleh Baru Klinting. Rawa Pening terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang berada di wilayah Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru.
sumber: www.kampungrawaambarawa.blogspot.com
sumber: www.kotawisataindonesia.com
Loket wisata disini dibuka mulai pukul 08.30 pagi hingga pukul 21.00 malam. Saat malam hari pun traveler dapat menikmati ikan bakar di kedai-kedai yang ada di sekitar rawa pening.
Langganan:
Komentar (Atom)